IHT 1 LPM Republica: Cetak Kader Pers Mahasiswa Berkualitas

IHT LPM Republica
Peserta In House Training LPM Republica foto bersama pemateri.

Astinapuranews.id, Bandar Lampung – Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) Republica Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung sukses menyelenggarakan In House Training (IHT) 1 pada Sabtu, 19 April 2025. Kegiatan ini berlangsung di Gedung PKM Lantai 3 FISIP Unila dan diikuti antusias oleh anggota muda LPM Republica.

Dengan mengusung tema “Terbinanya Pribadi Anggota LPM Republica yang Berkualitas dan Responsif terhadap Isu Perkembangan Zaman,” kegiatan ini bertujuan memberikan pembekalan dasar jurnalistik serta meningkatkan literasi media digital di kalangan mahasiswa.

Materi Jurnalistik hingga Media Sosial

In House Training 1 menghadirkan tiga pemateri profesional di bidangnya. Mereka adalah Ihwana Haula, Puput Octaviani, dan Setiaji Bintang Pamungkas. Ketiganya membawakan materi seputar tata cara dan teknik peliputan berita, teknik penulisan jurnalistik, dan manajemen media sosial untuk organisasi pers mahasiswa.

Pemateri pertama menjelaskan tahapan dalam peliputan, mulai dari riset awal, teknik wawancara, hingga observasi di lapangan. Pemateri kedua membedah struktur penulisan berita yang baik dan sesuai kaidah jurnalistik. Sementara itu, pemateri ketiga memaparkan bagaimana algoritma media sosial bekerja dan bagaimana cara mengoptimalkan akun pers mahasiswa untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

IHT LPM Republica Jadi Sarana Pengkaderan dan Pembinaan Anggota Muda

Raka Waya Diganta, selaku ketua pelaksana kegiatan, menekankan pentingnya pelatihan ini dalam membentuk landasan keterampilan jurnalistik anggota baru.

“IHT ini sangat penting karena melatih basis anggota Republica dalam menyampaikan pemberitaan, terutama saat melakukan peliputan dan wawancara,” jelasnya.

Sementara itu, Faliza Inesia, selaku pemimpin umum LPM Republica, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari proses pengkaderan awal bagi anggota baru Republica.

“Saya berharap melalui In House Training ini, anggota muda dapat memahami proses peliputan, teknik penulisan, dan mampu mengelola media sosial secara profesional,” ungkap Faliza.

LPM Republica
Foto bersama pemateri IHT 1 LPM Republica: (dari kiri) Jurnalis/Editor Lampung Geh Puput Octaviani, Pemimpin Umum LPM Republica Faliza Inesia, Tenaga Ahli Diskominfotiksan Pemkab Pesawaran Ihwana Haula, dan Jurnalis/Manager Digital Marketing Lampung Post Setiaji Bintang Pamungkas.

Bekal Kompetensi dan Upgrade Kemampuan

Faliza menambahkan, kegiatan ini bukan hanya sebagai agenda pelatihan, tetapi juga sebagai langkah awal pembinaan jangka panjang agar para anggota dapat meningkatkan kompetensinya dalam dunia jurnalistik.

“Output-nya adalah agar para anggota memiliki bekal baru, bisa menerapkannya di kegiatan jurnalistik, dan lebih siap dalam menghadapi tantangan media ke depan,” ujarnya.

BACA JUGA: Ketua PWI Lampung Kecam Keras Israel di Aksi Bela Palestina Jilid III: “Mereka Membungkam Jurnalis yang Menyuarakan Kebenaran”

KEJ Landasan Kerja Jurnalistik

Tenaga Ahli Diskominfotiksan Kabupaten Pesawaran, Ihwana Haulan, menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut. Ia menekankan bahwa jurnalis harus memahami kode etik jurnalistik terlebih dahulu sebelum menjalankan kerja-kerja jurnalistik, karena hal ini merupakan landasan dasar bagi setiap jurnalis.

“Kode etik jurnalistik adalah pondasi utama. Tanpa pemahaman itu, seorang jurnalis bisa saja kehilangan arah dalam bekerja,” ujar Ihwana.

Disampaikan Ihwana, dalam proses penulisan berita, pemilihan isu yang sedang hangat, berdampak, atau relevan dengan keresahan publik sangatlah penting. Oleh karena itu, proyeksi liputan perlu dilakukan untuk menilai kelayakan suatu isu dijadikan berita, sekaligus menentukan bentuk pengemasan yang tepat dan menarik.

Setelah isu ditemukan, tahap selanjutnya adalah perencanaan liputan. Dalam tahap ini, penentuan sudut pandang berita (angle) sangat penting. Begitu pula janji dengan tokoh atau narasumber untuk sesi wawancara, serta waktu dan lokasi peliputan.

“Angle itu penting agar berita kita fokus dan tidak melebar. Kita juga harus sudah punya daftar pertanyaan sebelum turun ke lapangan,” jelasnya.

Di tahap peliputan, menurutnya, jurnalis perlu mengamati langsung di lapangan , catatan penting. Selain itu, mengumpulkan dokumentasi dan informasi dari narasumber sebanyak mungkin.

Saat wawancara, jurnalis harus menggunakan pertanyaan terbuka agar narasumber dapat memberikan jawaban yang lebih mendalam dan tidak terbatas.

“Gunakan pertanyaan yang terbuka agar narasumber merasa leluasa menjelaskan. Jangan lupa catat atau rekam untuk menghindari kesalahan kutip,” kata Ihwana.

Ia juga menekankan bahwa jurnalis perlu menjaga etika wawancara, terutama dalam menciptakan kenyamanan bagi narasumber.

“Narasumber itu aset penting bagi karier jurnalis. Maka penting untuk menjaga sikap dan memberikan kesan baik,” tutupnya.

Media Sosial Pers Vs Homeless

Sementara itu, Manager Digital Marketing Lampungpost sekaligus jurnalis tingkat Madya Setiaji Bintang Pamungkas mengatakan pers mengalami disrupsi digital. Untuk itu, semua pihak harus adaptif dalam menyampaikan informasi ke khalayak.

“Media sosial menjadi alat efektif untuk mencerdaskan dan mencerahkan informasi untuk masyarakat,” kata dia.

Apalagi, marak media sosial homeless yang tidak menerapkan kerja-kerja jurnlasitik saat menyebarkan berita. Sehingga dapat menyesatkan pengguna media sosial dan berujung pada terjeratnya penyebar kabar ke UU ITE.

“Maka untuk menyebarkan informasi di media sosial harus berpedoman pada UU Pers No 40 Tahun 1999. Di dalamnya terdapat 11 KEJ. Itu wajib menjadi pedoman teman-teman di Republica,” ujar Setiaji Bintang yang pernah menjadi jurnalis terbaik Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Tingkat Madya tahun 2023.

Ia berharap peserta IHT LPM Republica dapat menerapkan materi dari tiga narasmuber. “Semoga peserta bisa menerapkan ilmu yang kami sampaikan untuk menjadi jurnalis profesional di masa depan,” kata Setiaji Bintang Pamungkas.

Post ADS 1